Situs Lemahabang (Sarangwaty): Peziarahan Umat Budha Masa Silam
Situs Lemahabang dikenal juga dengan nama Situs Sarangwaty karena situs
ini terletak di rumah penduduk yang diberi nama Villa Sarangwaty, milik
Basaruddin Itjoh di Jalan Pendawa.
Lokasi situs terletak pada sebuah tanah datar yang agak tinggi, tetapi ke
arah selatan permukaan tanahnya menurun hingga ke arah sungai Musi. Di sebelah
barat laut permukaan tanahnya lebih rendah dan merupakan daerah yang selalu
tergenang air. Dari situs ini ditemukan sebuah Arca Boddhisattwa Awalokiteswara
dan sejumlah besar Stupika tanah Liat.
Gambar. Lokasi Situs Lemahabang (Sarangwaty) dari Foto
Satelit
a. Arca Boddhisattwa Awalokiteswara
Arca yang
ditemukan ini dibuat dari batu yang bewarna agak putih. Digambarkan dalam sikap
berdiri dengan tangan kirinya diangkat kedepan dada sambil memegang sekuntum
bungai (teratai), tangan kanan ke bawah dengan telapak tangannya ke arah depan.
Dibagian depan mahkota ini terdapat arca Budhha Amitaba. Ukuran tinggi arca
secara keseluruhan adalah 121 cm, lebar 33 cm, dan tebal 15 cm. Arca ini
berasal dari abad ke 8-9 Masehi. Arca ini disimpan di Museum Balaputeradewa.
Gambar. Arca
Boddhisattwa Awalokiteswara (Dok. Pribadi)
b. Stupika dan Tablet Tanah Liat
Pada tahun 1973, sebuah tim dari Lembaga Purbakala dan
Peninggalan Nasional bekerjasama dengan The
University of Pennsylvania Museum melakukan Ekskavasi di suatu tempat yang
bernama Air Bersih yang berjarak sekitar 500 m dari situs Sarangwaty. Tim
berhasil menemukan 400 stupika tanah liat yang belum di bakar yang didalamnya
terdapat tablet tanah liat bertuliskan mantra-mantra Budha yang sudah dibakar.
Temuan Stupika tanah liat ini sama dengan yang
Gambar. Stupika
dan tablet tanah liat (Dok. Pemda Tingkat I)
ditemukan di Situs
Gedingsuro. Setiap stupika di dalamnya terdapat prasasti yang berisikan
mantra-mantra Budhis, dan kadang-kadang terdapat relief yang menggambarkan Boddhisatwa. Garis tengah lingkaran
tempat mantra-mantra atau gambar-gambar Budha berukuran antara 2-5 cm.
Stupika-stupika ini diduga berasal dari sekitar abad ke 7-8 Masehi. Stupika
merupakan salah satu sarana penziarahan yang dibawa oleh orang yang berziarah
dan dibuang atau dilemparkan pada suatu tempat tertentu yang telah disediakan.
Sumber:
1. _____.1994. Situs-situs Masa Klasik di Kota Palembang. Palembang: Pemda Tingkat I Prov. Sumatera Selatan.
2. Utomo, Bambang Budi, dkk. 2012. Kota Palembang: Dari Wanua Sriwijaya Menuju Palembang Modern. Palembang: Pemerintah Kota Palembang.\
3 ._____. 2007. Menelusuri Jejak-Jejak Peradaban Di Sumatera Selatan. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.
4. Poesponegoro. M.D. dan Nugroho Notosusanto. 2010. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
0 comments:
Post a comment