Situs Kambang Unglen: Industri Manik-Manik Masa Sriwijaya
Situs Kambang Unglen terletak sekitar
200 meter ke arah barat laut dari Pulau Cempaka, Karanganyar. Secara
administratif situs ini termasuk wilayah kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir
Barat I, Kota Palembang.
Temuan Arkeologis yang dominan ditemukan
di situs Kambang Unglen adalah manik-manik kaca dan batu, bahan manik-manik
kaca, dan limbah industri manik-manik kaca, struktur bangunan bata, pecahan
keramik, dan fragmen batu prasasti.
a. Manik-manik Kaca
Manik-manik kaca
ini ditemukan di Desa Kambang Unglen, Palembang. Berbentuk bulat dumpak,
silinder, dan bulat dengan warna yang bervariasi, yaitu hitam, putih, kuning,
coklat, dan merah hati. Manik-manik ini diduga sebagai sarana kebutuhan para
peziarah Budha di Sriwjaya. Diperkirakan manik-manik Kambang Unglen ini berasal
dari abad 9-12 Masehi. Disimpan di Museum Sriwijaya dan Museum Balaputeradewa.
Gambar 19. Kalung Manik-manik (Dok.
Pribadi)
b. Fragmen Prasasti Kambang Unglen I
dan II
Dua fragmen
prasasti yang ditemukan di situs Kambang Unglen memiliki beragam ukuran yang
ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno yang berisikan ajaran agama
yang bersifat Buddhis. Fragmen pertama berukuran 12x13 cm, fragmen kedua
berukuran tebal sekitar 10 cm, panjang sekitar 34 cm, dan lebar sekitar 30 cm,
yang dibuat dari batu lempung berasal dari abad ke-7 Masehi. Dari Hasil
pembacaannya adalah jaya
Gambar 20. Fragmen Prasasti Kambang Unglen I dan II
(Dok. Pribadi)
siddhayatra sarwasattwa
yang
memiliki arti “perjalanan suci yang menang dan sukses bagi semua makhluk”.
(Utomo, Hanafiah, dan Ambary. 2012:86)
Sumber:
1. _____.1994. Situs-situs Masa Klasik di Kota Palembang. Palembang: Pemda Tingkat I Prov. Sumatera Selatan.
2. Utomo, Bambang Budi, dkk. 2012. Kota Palembang: Dari Wanua Sriwijaya Menuju Palembang Modern. Palembang: Pemerintah Kota Palembang.\
3 ._____. 2007. Menelusuri Jejak-Jejak Peradaban Di Sumatera Selatan. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.
4. Poesponegoro. M.D. dan Nugroho Notosusanto. 2010. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
0 comments:
Post a comment